PROFIL
PONDOK PESANTREN ASH-SHOLIHAH
A. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Ash-Solihah
Pondok Pesantren Ash-Solihah resmi berdiri pada tahun 1989 yang didirikan oleh KH. Muh Zahid, dengan mewakafkan tanahnya. Berdirinya Pondok Pesantren Ash-Solihah sangat dipengaruhi adanya latar belakang pendidikan keluarga besar KH. Sholeh yang merupakan ayah dari KH. Muh Zahid. Dimana pesantren sebagai bagian dalam pendidikan dan kehidupan keluarga KH. Sholeh, sehingga sudah sewajarnya saudara-saudaranya banyak yang mendirikan pesantren seperti halnya pesantren Al-Husain di Krakitan Salam Magelang, yang didirikan oleh saudara sekandung KH. Muh Zahid bernama KH. Muhsin dan merupakan pesantren yang bercirikhaskan tahfiz al-Qur’an bagi anak-anak.
Adanya ikatan persaudaraan yang kuat, sehingga tergugah niat KH. Muh Zahid untuk mendirikan pesantren tahfiz al-Qur’an dengan dibantu oleh menantunya perempuan yang sudah hafizoh (hafal al-Qur’an) bernama Siti Hilaliyah istri dari K. Moh Marom putra KH. Muh Zahid. Keberadaan Siti Hilaliyah di Pondok Pesantren Ash-Solihah sangat vital, terbukti sampai sekarang menjadi pewaris dan pengasuh pesantren. Siti Hilaliyah dulunya adalah santriwati dari Pesantren al-Husain setelah lulus, menikah dengan K. Moh Marom, sehingga selain ikatan persaudaraan juga terjalin ikatan pesantren terbukti dari beberapa kebijakan dan metode pengajaran di Pondok Pesantren Ash-Solihah mengadobsi Pesantren al-Husain. Untuk itu dilihat dari perjalanan berdirinya Pondok Pesantren Ash-Solihah sangat dipengaruhi Pesantren al-Husain.
Pada awal mula berdirinya Pondok Pesantren Ash-Solihah belum mempunyai nama, hanya berupa bangunan pesantren dan santriwati. Sampai suatu saat melihat santri yang ada baru santriwati, maka melalui rapat keluarga diputuskan menggunakan nama Ash-Solihah yang tidak lain diambil dari santriwati (remaja putri) yang bermukim di Pondok, juga yang ditunjuk sebagai pengasuhnya adalah putri yaitu Nyai Siti Hilaliyah, selain itu pula, nama Ash-Solihah merujuk kembali dan serta sebagai pengingat sesepuh keluarga yang tidak lain adalah KH. Sholeh.
Dalam perjalanan Pondok Pesantren Ash-Solihah, semula hanya santriwati lambat laun banyak wali santri yang menitipkan putranya untuk mukim di Pondok Pesantren Ash-Solihah, sehingga dalam perkembangannya Pondok Pesantren Ash-Solihah tidak hanya menerima santriwati tapi juga menerima santri putra dan bahkan bervariasi yaitu baik santri remaja maupun anak-anak.
B. Letak Geografis Pondok Pesantren Ash-Solihah
Pondok Pesantren Ash-Solihah merupakan lembaga pesantren yang berada dibawah naungan yayasan Darussholihin. Adapun letak Pondok Pesantren Ash-Solihah berada di Dusun Jonggrangan kelurahan Sumberadi kecamatan Mlati kabupaten Sleman provinsi Yogyakarta, dengan batas-batas Dusun sebagai berikut:
1. Batas Dusun sebelah utara : Dusun Mrisen
2. Batas Dusun sebelah selatan : Dusun Kantongan
3. Batas Dusun sebelah barat : Dusun Jumeneng Kidul
4. Batas Dusun sebelah timur : Dusun Bagusan
Secara geografis letak Pondok Pesantren Ash-Solihah berada di tengah-tengah perkampungan desa yang jauh dari keramaian kota, dimana jarak tempuh dari kota + 3 KM, sedangkan dari kota kecamatan + 2,5 KM. Transportasi menuju Pondok Pesantren Ash-Solihah pada pagi, siang dan sore hari terdapat angkudes dengan besaran biaya sebesar Rp. 3.000, dan pada malam hari alat transportasi yang ada hanyalah ojek dengan biaya Rp. 10.000. Keadaan jalan menuju Pondok Pesantren Ash-Solihah sudah beraspal dan merupakan jalan pemerintah, dengan lampu penerangan jalan yang hidup pada malam hari dengan tingkat frekuwensi mobilitas sedang dan termasuk daerah pedesaan. Dilihat dari keberadaan Pondok Pesantren Ash-Solihah jauh dari keramaian kota, tentunya sangat kondusif untuk mendalami pelajaran agama terutama menghafal al-Qur’an, karena dalam proses menghafal al-Qur’an sangat dibutuhkan tempat yang tenang untuk konsentrasi.
C. Visi dan Misi Pondok Pesantren Ash-Solihah
Hal layaknya pesantren pada umumnya, Pondok Pesantren Ash-Solihah sebagai lembaga pendidikan mempunyai visi dan misi pendidikan, yaitu:
1. Visi Pendidikan Pondok Pesantren Ash-Solihah
Visi pendidikan di Pondok Pesantren Ash-Solihah yang selalu dikedepankan adalah:
Terbentuknya manusia yang hafal Al Quran, berakhlak mulia, berakidah yang lurus, memahami Islam dengan benar sesuai pemahaman para as-salafus shalih, mampu mengamalkan dan mendakwahkannya dengan sabar,tabah,dan tegar dalam menghadapi rintangan
2. Misi Pendidikan Pondok Pesantren Ash-Solihah
Adapun misi Pendidikan Pondok Pesantren Ash-Solihah, meliputi:
a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap santri dapat berkembang secara optimal dengan potensi yang dimiliki masing-masing.
b. Menumbuhkan semangat untuk mempelajari dan menghafal Al- Qur’an secara intensif kepada seluruh santri sehingga menjadi generasi Qur’ani.
c. Memberikan bekal ilmu agama maupun umum bagi tamatan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
d. Menyiapkan tamatan yang mandiri dan mampu menginternalisasi nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan visi dan misi di atas, Pondok Pesantren Ash-Solihah mempunyai tanggungjawab yang berat untuk menjaga al-Qur’an serta mengamalkan isi yang terkadung dalam al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat, selain itu juga mendidik generasi Qur’ani, berbudi pekerti baik, selalu menjalankan perintah agama dan menjahui larangannya.
Keberadaan pondok pesantren sebagai komponen pelaksana pendidikan agama tidak bisa diragukan lagi kapasitasnya. Pondok pesantren adalah satu-satunya lembaga atau tempat yang secara konsisten memberikan dan mengajarkan ilmu yang berkenaan tentang agama islam. Oleh karena itu keberadaannya perlu didukung, dibantu dan ditingkatkan kuantitas dan kualitas pendidikannya.
Madrasah diniyah adalah salah satu upaya pondok pesantren dalam mengelola pendidikannya. Hal itulah yang tengah dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Ash Sholihah yaitu mengelola pendidikannya dengan mendirikan Madrasah diniyah. Adapun latar belakang pendiriannya sebagai berikut:
1. Pengurus Pondok Pesantren Ash Sholihah melihat konsep madrasah diniyah sangat membantu para santri dalam upaya untuk menuntut ilmu agama.
2. Pengelolaan pendidikan agama dengan konsep madrasah diniyah sangat sesuai dengan situasi dan kondisi santri yang mana seluruh santrinya adalah santri anak-anak yang berumur antar 6-20 tahun serta tinggal di asrama sehingga diharapkan dengan adanya madrasah diniyah kemampuan santri dalam menyerap ilmu agama akan lebih baik dan terkoordinasi serta istiqomah.
3. Dengan adanya madrasah diniyah yang telah terdaftar di pemerintah melalui Departemen Agama maka sinergi antara pemerintah dan pondok pesantren dalam upaya meningkatkan kualitas anak bangsa yang beriman serta bertaqwa dapat terwujud dengan baik.
Struktur pengurus madin merupakan satuan pengurus yang tak terpisahkan dari kepengurusan pesantren. Struktur pengurus Madrasah Diniyah Darus Sholikhin Pondok Pesantren Ash Sholihah adalah sebagai berikut:
Dewan Pembina
1. Pengasuh PP Ash Sholihah : Kyai Muhammad Marom
Dewan Harian
1. Kepala Madrasah Diniyah : Akhmad Ridwan
2. Wakil Ketua : Nurul Huda
3. Sekretaris 1 : Muhammad Imron
: Luqman Hakim
4. Bendahara 1 : Khoirul Anam
5. Bendahara 2 : Muyassaroh
Bidang-bidang
1. Diklat dan Pengembangan : Anis Fatkhurrahman
2. Bidang Humas dan Jaringan : Ulul Azmi
3. Bidang Media dan Sarana : Nur Muhammad Mustofa
4. Bidang Kedisiplinan dan Tatib : Muhtadi Abdul Malik
I. KETENAGAAN
Kegiatan belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, maka dibutuhkanya tenaga pengajar. Asatidz memiliki peran penting dalam pengembangan madrasah diniyah. Latar belakang pendidikan asatidz madarasah diniyah Darussholihin berasal dari kalangan pesantren salaf seperti PP Darussalam Nganjuk, PP Lirboyo Kediri, PP API Tegalrejo Magelang dan lain sebagainya. Adapun daftar Asatidz Madrasah Diniyyah Darus Sholikhin sebagai berikut
No
|
Nama
|
Pendidikan
|
Bidang Keahlian
|
Status
|
1
|
Kyai Muhamad Marom
|
PP Al Munawwir Krapyak
|
Nahwu-Shorof
|
Pengasuh
|
2
|
Nyai Siti Hilaliyah
|
PP Al Husain Krakitan Magelang
|
Tahfidzul Qur’an
|
Ustadzah
|
3
|
Khoirul Anam
|
PP Trenggalek
|
Fiqih
|
Ustadz
|
4
|
Nurul Huda
|
PP Darussalam Nganjuk
|
Ushul Fiqih
|
Ustadz
|
5
|
Luqman Hakim
|
PP Al Munawwir
|
Fiqih
|
Ustadz
|
6
|
Ulul Azmi
|
PP Payaman Magelang
|
Nahwu-Shorof
|
Ustadz
|
7
|
Muhtadi Abdul Malik
|
PP Krincing Magelang
|
Nahwu-Shorof
|
Ustadz
|
8
|
Akhmad Ridwan
|
PP Tremas Pacitan
|
Nahwu – Fiqih
|
Ustadz
|
9
|
Lukman Sentosa
|
PP Lirboyo
|
Balaghah
|
Ustadz
|
10
|
Muhammad Imron
|
PP Arroudlatul Mardhiyyah Kudus
|
Tahfidz al-Qur’an
|
Ustadz
|
11
|
Muhammad Amin
|
PP API Tegalrejo Magelang
|
Taukhid-hadits
|
Ustadz
|
12
|
Jindar Edi
|
PP Lirboyo Kediri
|
Nahwu-Shorof
|
Ustadz
|
14
|
Anis Fatkhurrahman
|
PP Ash-Sholihah
|
Fiqih
|
Ustadz
|
15
|
Muhammad Nur Mustofa
|
PP Ash Sholihah
|
Tahfidz al-Qur’an
|
Badhal
|
16
|
Nur Romiyati
|
PP Ash Sholihah
|
Fiqih
|
Ustadzah
|
17
|
Muhanniah
|
PP Ash Sholihah
|
Tahfidz al-Qur’an
|
Ustadzah
|
18
|
Nasikhatul Azizah
|
PP Ash Sholihah
|
Tahfidz al-Qur’an
|
Ustadzah
|
19
|
Siti Muyassaroh
|
PP Ash Sholihah
|
Tahfidz al-Qur’an
|
Ustadzah
|
20
|
Maimunah
|
PP Ash Sholihah
|
Tahfidz al-Qur’an
|
Badhal
|
21
|
Wafi’atul Umamah
|
PP Ash Sholihah
|
Tahfidz al-Qur’an
|
Badhal
|
22
|
Sari Suciyati
|
PP Ash Sholihah
|
Tahfidz al-Qur’an
|
Badhal
|
II.
Tenaga Pengajar Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Ash Sholihah terdiri dari 7 orang guru perempuan dan 15 guru laki-laki. Dewan guru Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Ash Sholihah merupakan alumi dari Pondok Pesantren yang tersebar di Jawa.
Dalam sistem pendidikan di Madrsah Diniyah Pondok Pesantren Ash Sholihah mengunakan guru inti dan guru badhal. Guru inti adalah guru yang mengajar sesuai keahlianya. Sedangkan, guru badhal merupakan guru pengganti guru utama jika berhalangan. Guru inti terdiri 18 orang. Sedangkan, guru badhal berjumlah 4 orang.
PESERTA DIDIK
Santri atau siswa merupakan unsur pokok dalam pendidikan. Santri menjadi objek dan subyek pendidikan di lembaga pendidikan. Santri Madrasah Diniyah Darus Sholihin berasal dari berbagai macam latar belakang daerah dan pendidikan. Adapun data santri Madrasah Diniyah Darus Sholikhin adalah sebagai berikut:
SANTRI
|
PENDIDIKAN FORMAL
| ||||
SD/ MI
|
SMP/MTs
|
SMA/MA
|
TidakSekolah
|
Jml
| |
Putra
|
47
|
38
|
21
|
11
|
117
|
Putri
|
92
|
85
|
27
|
21
|
225
|
Jumlah
|
139
|
123
|
48
|
32
|
342
|
Santri mukim adalah santri yang mukim di asrama Pondok Pesantren Ash Sholihah, jumlahnya 342. Untuk santri Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Ash Sholihah yang mukim mereka berada di kompleks asrama setiap hari. Semua santri wajib mengikuti kegiatan Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Ash Sholihah.
KURIKULUM MADRASAH DINIYAH
Selain kurikulum tahfidz, Seperti Pondok Pesantren pada umumnya, Pondok Pesantren Ash-Sholihah dalam pelaksanaan pendidikannya juga menerapkan sistem madrasah diniyah yang dilaksanakan pada sore hari, tepatnya setelah sholat ashar yaitu pada pukul 15.30 sampai 17.30 WIB yang bertempat di aula, musholla, ruang kelas dan rumah kyai (dalem).
Materi yang diajarkan dalam sekolah diniyah bermacam-macam, namun pada intinya adalah pelajaran yang mendukung dalam memahami isi kandungan al-Qur’an, yaitu seperti B. Arab, nahwu (ilmu alat untuk membaca buku/kitab kuning), tauhid (ilmu tentang keesaan Tuhan), fiqih (ilmu tentang aturan beribadah dan kehidupan sehari-hari mengenai hukum halal, haram, sunnah, mubah dan makruh), aqidah akhlak (budi pekerti), dan tajwid (tata cara membaca al-Qur’an dengan baik dan benar).
Dalam pelaksanaan pembelajaran diniyah bagi santri, materi disesuaikan dengan usia santri. Adapun yang dimaksud dengan kurikulum diniyah adalah kurikulum yang menyangkut ilmu-ilmu agama dan meteri yang menyangkut pengetahuan atau wawasan keagamaan.
Untuk melihat dengan jelas mengenai pelajaran yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Ash-Sholihah dapat dilihat pada tabel di bawah:
Kurikulum Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Ash-Sholihah 2012
Kelas
|
Semester
|
Mapel
|
Waktu TM*
|
Sifir
|
Awal
|
Fasholatan
|
1 jam
|
Al – Qur’an
|
6 Jam
| ||
Mabadi’ fikih
|
3 Jam
| ||
khot
|
3 Jam
| ||
Do’a – do’a
|
3 jam
| ||
Tsani
|
Fasholatan
|
1 jam
| |
Al – Qur’an
|
6 Jam
| ||
Mabadi’ fikih
|
3 Jam
| ||
khot
|
3 Jam
| ||
Do’a – do’a
|
3 jam
| ||
SP/ I’dadiyah I
|
Awal
|
Nahwu jawan
|
4 jam
|
Mabadi’ fikih II
|
2 Jam
| ||
Tajwid
|
5 jam
| ||
hadits
|
1 jam
| ||
Tsani
|
Nahwu jawan
|
4 jam
| |
Mabadi’ fikih II
|
2 Jam
| ||
Tajwid
|
5 jam
| ||
hadits
|
1 jam
| ||
Ula
|
Awal
|
Ta’lim muta’alim
|
2 jam
|
jurumiyah
|
4 Jam
| ||
F athul Qorib
|
5 jam
| ||
Tasrif istilahi
|
2 jam
| ||
Hadits
|
4 jam
| ||
Tsani
|
Ta’lim muta’alim
|
2 jam
| |
jurumiyah
|
4 Jam
| ||
F athul Qorib
|
5 jam
| ||
Tasrif istilahi
|
1 jam
| ||
Hadits
|
4 jam
| ||
Wustho
|
Awal
|
Tasif lughowi
|
5 jam
|
Imriti I
|
5 jam
| ||
Qowidul fikiah
|
5 jam
| ||
Tsani
|
Tasif lughowi
|
5 jam
| |
Imriti I
|
5 jam
| ||
Qowidul fikiah
|
5 jam
| ||
Ulya
|
Awal
|
Bidayatul hidayah
|
5 jam
|
Imriti II
|
5 jam
| ||
Qow’idul I’lal
|
5 jam
| ||
Qomi’ut tu’zan
|
1 jam
| ||
Tsani
|
Bidayatul hidayah
|
5 jam
| |
Imriti II
|
5 jam
| ||
Qow’idul I’lal
|
5 jam
| ||
Qomi’ut tu’zan
|
1 jam
|
Ket : * dihitung per minggu = 2 x 45 menit
Dilihat dari tabel 2.6 di atas dalam pelaksanaan kurikulum diniyah memakai sistem kelas dengan 4 tingkatan. Setiap tingkatan terdapat perbedaan seperti halnya pada tingkat Sifir terdapat pelajaran Fasholatan yang tidak ada pada tingkatan I’dadiyah. Pada tingkatan wustho terdapat pelajaran Imriti yang tidak pada tingkatan ula. Pada tingkatan ulya terdapat pelajaran Bidayatul hidayah yang tidak ada pada tingkatan wustho. Hal ini sebagai pembeda pada tiap-tiap tingkatan. Dengan demikian kurikulum dipandang sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan/materi ajar dibarengi dengan penggunaan cara/metode yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan.
.
§ Metode Pengajaran
Metode pengajaran dalam tulisan ini dimaksudkan sebagai cara yang digunakan oleh para ustadz/ah dalam menyampaikan pelajaran pada santri, agar dapat dipahami dengan baik. Terdapat beberapa metode yang biasanya digunakan dalam proses pembelajaran di Pondok Pesantren Ash-Sholihah, yaitu:
a). Ceramah
Metode ceramah yang dimaksudkan adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh ustaz/ah di kelas. Metode ceramah ini digunakan dengan alasan ustaz/ah dapat menerangkan materi pelajaran secara langsung kepada santri secara efektif dan efisien.
b). Sorogan
Metode sorogan ini digunakan agar dalam proses belajar mengajar santri mempelajari secara langsung di hadapan ustaz/ah, begitu pula ustaz/ah dapat menyimak secara langsung dan mengerti terhadap perkembangan santri. Penyimakan ustaz/ah terhadap santri dilakukan secara teliti mengenai bacaan santri, sehingga apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan ustaz/ah bisa langsung membetulkan atau meluruskan kesalahan tersebut.
c). Menghafal
Metode menghafal adalah memahami materi pelajaran dengan cara menghafal, dimana santri menghafalkan materi pelajaran yang telah diprogramkan oleh ustaz/ah untuk dihafalkan, sehingga nantinya santri diharapkan dapat mengucapkan atau melafalkan tanpa melihat teks. Metode ini sangat efektif untuk melatih daya ingat santri
d). Tanya Jawab
Metode tanya jawab yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Ash-Sholihah ini adalah metode pengajaran yang disampaikan dengan mengajukan pertanyaan pada santri, yang kemudian santri menjawab. Pada akhirnya metode ini digunakan selain untuk mengingat kembali, juga untuk merespon santri, sehingga dalam pelaksanaan metode tanya jawab ini ustaz/ah memberikan stimulus pada santri. Metode ini dilaksanakan sekaligus sebagai strategi pembelajaran agar aktifitas belajar santri lebih terarah.
e). Menulis
Metode menulis adalah santri mencatat kembali materi yang telah diberikan oleh ustaz/ah yang diambil dari buku atau kitab. Metode ini sangat bermanfaat bagi santri selain sebagai refrensi juga untuk menstimulus daya ingat santri.
Demikian Sekilas Tentang Profil Pondok Pesantren Ash-Sholihah,semoga bermanfaat bagi siapapun yang ingin mengenal Pondok Pesantren Ash-Sholihah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar